Apa Sebenarnya Penyebab Kelangkaan Hewan Komodo? Simak Penjelasannya Disini

penyebab kelangkaan hewan komodo

Penyebab Kelangkaan Hewan Komodo – Indonesia memang merupakan negara yang kaya akan flora dan faunanya. Ada banyak sekali flora dan fauna endemik yang hanya akan ditemukan di negeri ini.

Tentunya hal ini menjadi satu keunggulan yang dimiliki Indonesia dibanding dengan negara lainnya.

Bahkan bisa juga menjadi peluang untuk menjadikannya sebagai objek wisata yang bisa menarik para wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing.

Berbicara mengenai fauna endemik di Indonesia tidak lengkap rasanya jika tidak membahas tentang Komodo.

Hewan ini hanya bisa Anda temukan di wilayah timur Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sebagai hewan endemik, tentu saja Komodo ini menjadi daya tarik tersendiri di Nusa Tenggara Timur.

Oleh karena itu, tidak heran jika banyak wisatawan yang memilih Pulau Komodo sebagai destinasi liburan agar dapat melihat Komodo secara langsung dari dekat.

Tidak bisa dipungkiri memang jika kehadiran Komodo di pulau ini sangat membantu perekonomian warga sekitar dari aktivitas pariwisata yang ada di Nusa Tenggara Timur.

Itulah mengapa pemerintah Indonesia yang bertanggung jawab untuk mengelola Pulau Komodo yang telah resmi sebagai taman nasional ini menggalakkan pemerintah daerah setempat untuk memanfaatkan potensi yang ada di pulau ini.

Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu justru dibukanya Pulau Komodo sebagai objek wisata ini justru menjadi salah satu dari sekian banyak penyebab kelangkaan hewan Komodo di Nusa Tenggara Timur.

Hal yang sangat miris mengingat habitat hewan Komodo ini hanya ada di pulau tersebut. Apalagi dengan besarnya potensi yang bisa dikembangkan.

Saat ini populasi hewan Komodo di Pulau Komodo tidak lebih dari 1000 ekor. Tentu saja jumlah ini terus berkurang secara perlahan. Padahal hewan Komodo hanya bisa berkembang biak secara alami saja.

Tentang Hewan Komodo

Komodo masuk ke dalam spesies biawak dengan ukuran yang besar dan hanya ada di Pulau Komodo serta sekitaran tempat wisata di NTT. Penduduk asli Nusa Tenggara Timur menyebut hewan ini dengan Ora. Dengan panjang hingga 1,5 meter untuk usia dewasa, sumber makanan Komodo ini adalah bangkai.

Oleh sebab itu, tidak heran jika air liur mereka berbahaya dan beracun. Jadi, ketika Anda mendekati hewan ini disarankan untuk menjauhi area wajah. Secara umum, Komodo dapat bertahan hidup hingga usia 50 tahun. Cukup lama untuk ukuran spesies biawak.

Dikarenakan habitat Komodo yang terancam mengalami kepunahan, lembaga IUCN menetapkan jika hewan ini menjadi salah satu spesies yang rentan dari kelangkaan dan harus dilindungi.

Salah satu program pemerintah dalam menanggulangi kelangkaan ini adalah dengan menjadikan Pulau Komodo sebagai taman nasional yang dikelola langsung oleh pemerintah pusat sehingga habitat mereka dapat lebih terjaga.

Komodo liar usia dewasa bisa memiliki berat hingga 70 kg, tetapi untuk Komodo yang berada di penangkaran bisanya memiliki berat lebih dari itu.

Ukuran Komodo jantan akan lebih besar dibandingkan dengan Komodo betina dengan warna kulit yang abu-abu gelap dan agak kecolekatan. Hewan Komodo memiliki 60 gigi bergerigi tajam dengan ukuran hingga 2,5 cm yang sering tanggal.

Salah satu yang paling sering dibicarakan tentang hewan Komodo ini ada pada air liurnya yang dianggap beracun.

Bahkan banyak pihak yang menyatakan jika racun yang ada pada air liur Komodo ini tidak ada obat penangkalnya ataupun hanya sekadar menetralkan racun tersebut.

Maka dari itu, jika Anda berada di radius yang dekat dengan Komodo, pastikan Anda berhati-hati agar tidak terkena air liur yang berbahaya itu.

Penyebab Kelangkaan Hewan Komodo

Sekarang ini Anda memang masih dapat melihat hewan Komodo yang berada di Pulau Komodo. Akan tetapi, hal tersebut tidak bisa lagi dilakukan jika Anda mendatangi Pulau Padar.

Sejak tahun 2000an, populasi Komodo tidak lagi ditemukan di pulau ini. Jadi, dapat dikatakan jika Komodo sudah mengalami kepunahan total di Pulau Padar.

Bahkan kini populasi Komodo yang ada di Pulau Komodo juga semakin berkurang. Tentu saja hal ini tidak menutup kemungkinan jika suatu saat nanti nasib Komodo di Pulau Komodo akan berujung sama.

Sebenarnya belum diketahui secara pasti apa penyebab dari kepunahan Komodo di Pulau Padar ini. Akan tetapi, muncul dugaan kuat jika hal ini terjadi akibat maraknya aksi perburuan liar babi dan rusa yang merupakann sumber makanan utama dari hewan Komodo ini.

Tidak hanya itu saja, perubahan lingkungan yang terjadi akibat dari adanya pembakaran liar juga menjadi penyebab kelangkaan hewan Komodo lainnya. Pembakaran liar ini membuat ruang gerak Komodo menjadi terbatas akibat banyaknya area hutan yang terbakar.

penyebab kelangkaan hewan komodo

Komodo ini hanya dapat hidup di daerah yang mempunyai pasokan air cukup, pohon-pohon yang rimbun, tempat berlindung, dan juga pasokan makanan yang melimpah.

Sudah bertahun-tahun lama, Pulau Komodo menjadi destinasi wisata pilihan bagi para wisatawan lokal dan mancanegara. Bahkan jumlah wisatawan yang datang terus bertambah setiap tahunnya hingga mencapai ribuan orang.

Kebanyakan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Pulau Komodo ini berasal dari Amerika Serikat dan Eropa, seperti Jerman, Perancis, dan Belanda. Pada tahun 2012, populasi Komodo ada lebih dari 4000 ekor, tetapi jumlah tersebut semakin berkurang hingga saat ini.

Sebagai hewan yang masuk ke dalam tujuh keajaiban dunia baru ini, penyebab kelangkaan hewan Komodo ini juga dikarenakan tidak tersediakan pasokan makanan untuk Komodo.

Hal ini dikarenakan populasi rusa, kerbau, dan babi di sekitaran habitat Komodo yang sudah habis. Tentu saja ini menyebabkan Komodo dewasa akan semakin sulit menemukan sumber makanan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Hewan Komodo menjadi Simbol Nasional

Hewan raksasa pemakan bangkai ini mempunyai kelebihan, yakni dapat mencium bau hingga jarak lima kilometer hanya dengan menggunakan lidahnya saja.

pulau komodo

Selain ditetapkan sebagai taman nasional, Pulau Komodo juga menjadi situs warisan dunia yang sudah ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 1991. Tidak hanya itu saja, pada tahun 1992 Presiden Soeharto menetapkan hewan Komodo sebagai simbol nasional.

Sejak pertama kali ditetapkan sebagai taman nasional, Pulau Komodo ini beberapa kali telah mengalami revitalisasi agar para wisatawan yang datang bisa merasa nyaman ketika mengunjungi pulau ini.

Akibat adanya revitalisasi ini, Pulau Komodo pernah ditutup untuk sementara waktu sehingga tidak ada wisatawan yang bisa memasuki area ini.

Tujuan lain dari adanya penutupan ini adalah untuk melindungi habitat Komodo dari kepunahan dan menjaga kondisi hutan serta lingkungan di sekitar Pulau Komodo.

Dengan maraknya isu kelangkaan hewan Komodo sebagai hewan endemik Indonesia, maka sudah sepantasnya kita sebagai warga negara Indonesia untuk senantiasa menjaga habitat mereka.

Dengan cara tidak merusak lingkungan tempat tinggal serta berburu hewan yang menjadi sumber makanan mereka dengan membabi buta. Apabila hal tersebut sudah dilakukan, maka kemungkinan hewan Komodo mengalami kepunahan akan semakin berkurang.

Share yuk